Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas menyadari peran penting internet sebagai instrumen untuk
meningkatkan kualitas kehidupan. Maka itu, infrastruktur digital dibangun dan
dikembangkan sedemikian rupa.
Bekerja sama dengan PT Telkom, dirilislah Banyuwangi Digital Society pada Maret 2013. Diresmikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring dan Dirut Telkom Arief Yahya, kini Banyuwangi mempunyai 1.700 titik wifi yang ada di tempat-tempat publik, mulai dari sekolah, taman, hingga puskesmas.
"Banyuwangi tidak memiliki jalan tol, tapi kami punya jalan tol dunia maya. Teknologi informasi memberi dampak positif, mulai dari bidang pendidikan, e-budgeting di pemerintahan, sampai e-zakat," kata Anas kepada detikcom, Kamis (13/2/2014).
Anas mengatakan, tak banyak daerah yang menyadari pentingnya aspek teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi pengembangan wilayahnya. Padahal, dengan instrumen TIK, daerah bisa mempercepat peningkatan pergerakan ekonomi lokal yang bakal bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Digitalisasi daerah juga akan semakin mengefisienkan kehidupan publik.
"Dalam dunia yang semakin tanpa batas, borderless, semua orang bisa mengakses pengetahuan, mencari inspirasi bisnis, hingga mengembangkan dunia usaha melalui internet. Masyarakat harus memanfaatkan instrumen TIK secara positif untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial-ekonominya," ujar Anas.
Pemkab Banyuwangi memanfaatkan instrumen TIK untuk pelayanan publik. Khususnya dalam hal pengelolaan sistem informasi manajemen dan peningkatan kualitas pelayanan.
Anas mengatakan, penanda utama kondisi masyarakat saat ini, khususnya anak muda, adalah selalu terkoneksi (connected) satu sama lain melalui internet
Bekerja sama dengan PT Telkom, dirilislah Banyuwangi Digital Society pada Maret 2013. Diresmikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring dan Dirut Telkom Arief Yahya, kini Banyuwangi mempunyai 1.700 titik wifi yang ada di tempat-tempat publik, mulai dari sekolah, taman, hingga puskesmas.
"Banyuwangi tidak memiliki jalan tol, tapi kami punya jalan tol dunia maya. Teknologi informasi memberi dampak positif, mulai dari bidang pendidikan, e-budgeting di pemerintahan, sampai e-zakat," kata Anas kepada detikcom, Kamis (13/2/2014).
Anas mengatakan, tak banyak daerah yang menyadari pentingnya aspek teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi pengembangan wilayahnya. Padahal, dengan instrumen TIK, daerah bisa mempercepat peningkatan pergerakan ekonomi lokal yang bakal bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Digitalisasi daerah juga akan semakin mengefisienkan kehidupan publik.
"Dalam dunia yang semakin tanpa batas, borderless, semua orang bisa mengakses pengetahuan, mencari inspirasi bisnis, hingga mengembangkan dunia usaha melalui internet. Masyarakat harus memanfaatkan instrumen TIK secara positif untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial-ekonominya," ujar Anas.
Pemkab Banyuwangi memanfaatkan instrumen TIK untuk pelayanan publik. Khususnya dalam hal pengelolaan sistem informasi manajemen dan peningkatan kualitas pelayanan.
Anas mengatakan, penanda utama kondisi masyarakat saat ini, khususnya anak muda, adalah selalu terkoneksi (connected) satu sama lain melalui internet
"Hubungan antara pemerintah daerah dan warga
masyarakat semakin horizontal, semakin mendatar. Pola komunikasi berbasis TIK
antara pemerintah daerah dan warga masyarakat akan mampu mengefisienkan
birokrasi sekaligus mempercepat penyelesaian problem-problem kehidupan
publik," jelas bupati yang menjabat sejak 2010 ini.
Instrumen TI kini telah digunakan untuk pengembangan berbagai sektor kehidupan di Banyuwangi, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, keagamaan khususnya pembayaran zakat, hingga berbagai macam pelayanan pemerintah daerah ke masyarakat seperti program "Bayi Lahir Pulang Bawa Akta".
Program Digital Society ini telah membawa Banyuwangi mendapatkan penghargaan di ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2013. Dalam ajang tersebut, Anas mendapat Certificate of Acknowledgement dalam kategori Overall Society. Selain itu, Banyuwangi juga mendapat perhargaan sebagai The Pioneer of Digital Society. Penghargaan diserahkan Menkominfo Tifatul Sembiring di Jakarta pada April 2013.
Instrumen TI kini telah digunakan untuk pengembangan berbagai sektor kehidupan di Banyuwangi, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, keagamaan khususnya pembayaran zakat, hingga berbagai macam pelayanan pemerintah daerah ke masyarakat seperti program "Bayi Lahir Pulang Bawa Akta".
Program Digital Society ini telah membawa Banyuwangi mendapatkan penghargaan di ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2013. Dalam ajang tersebut, Anas mendapat Certificate of Acknowledgement dalam kategori Overall Society. Selain itu, Banyuwangi juga mendapat perhargaan sebagai The Pioneer of Digital Society. Penghargaan diserahkan Menkominfo Tifatul Sembiring di Jakarta pada April 2013.
Sumber detik.news
0 komentar:
Posting Komentar